Varian Ninja-150 dari Kawasaki ini memang tak uzur tergeser oleh kehadiran sport 4 tak terbaru. Malahan, di umurnya yang sudah memasuki 16 tahun, Ninja 150 series berganti beberapa kali model.
Hingga akhirnya, di pasaran Indonesia, Ninja 150 series ini terbagi menjadi 4 varian. Yakni Ninja 150L, Ninja 150S, Ninja 150VR, Ninja 150R dan KRR 150. Apa saja perbedaan yang pernah terjadi pada Ninja 150 series ?. Ikuti saja penuturan Hendry Andrianto Halim assisten manager after sales & service Kawasaki Jemursari, Surabaya. | pid
PERBEDAAN VARIAN NINJA 150
Jadi ketika dibandingkan dari spesifikasi mesinnya, dibawah tahun ‘07 Ninja 150 series terjadi perbedaan pada pemakaian jenis karbunya. Sebab, Ninja 150S termasuk VR, menganut karbu Keihin 26 mm.
Sedangkan Ninja 150R memakai karbu Keihin 28 mm, sama dengan KRR-150 sama-sama 28 mm cuman merk Mikuni. Dan memasuki tahun produksi ‘06, Ninja 150 series karbunya berganti jenis Mikuni 28 mm. Tapi, secara keseluruhan spesifikasi mesin memiliki persamaan.
Ninja-150S keluaran tahun ‘96 - Velg masih jari-jari
- Rem depan model cakram, dan belakang model tromol
- Head lamp neo klasik, model bulat dengan lis krom
- Stang kemudi model pipa semi sport
- Speedometer 2 layar bulat
- Pengapian AC isi ulang
- Karbu Keihin 26 mm
- Radiator tebal
- Pengisian air radiator dari kiri
- Reservoir radiator dibawah
- Sumbu roda 1325 mm
- Blok silinder belum pakai Super Kips
- Tangki 10 liter
Ninja VR keluaran tahun ‘98Spesifikasi sama dengan Ninja-S, cuman velg depan belakang model balok, dan rem depan belakang model cakram
Ninja KRR keluaran tahun ‘02- Bodi berfairing, cover belakang lebih ramping
- Rangka model tubular
- Stang model patah
- Speedometer fitur lebih banyak, 3 layar model bulat
- Lengan ayun ditambah lower link
- Velg depan belakang model balok
- Monosok model gas tabung
- Radiator lebih tipis dengan dimensi agak lebar
- Pengisian air radiator kanan
- Reservoir radiator di atas
- Blok silinder pakai super kips
- Pengapian AC/DC
- Karburator Mikuni 28 mm
- Sumbu roda 1300 mm
- Tangki 11,5 liter
- Perut knalpot lebih ramping
Ninja-150R keluaran tahun ‘07- Bodi depan didesain dengan cover head semi fairing
- Tangki dan cover belakang balik ke model Ninja-S
- Striping lebih dinamis dan sporty
- Penutup rantai didesain menjadi satu dengan spakbor
- Blok silinder pakai super kips
- Karburator Keihin 28 mm
- Stang kemudi model pipa semi sport
- Sumbu roda 1325 mm
- Tangki 10 liter
MEMANJAKAN RIDER NINJA ‘NAKED’ SERASA KRR
Untuk memanjakan konsumen, memasuki tahun ‘06 Ninja series mengalami penggantian mesin serta face lift pada desain bodinya. Pada jenis Ninja L atau S yang tak pakai fairing. Pada perangkat blok silinder mulai dicangkok Super KIPS. Sedang untuk jenis VR atau velg racing yang dilengkapi dengan cover head, juga mulai mengaplikasi Super KIPS pada blok silindernya.
Maka, mulai tahun tersebut, performa Ninja 150L atau Ninja 150S serta KRR-150, memiliki performa mesin yang hampir sebanding. Hanya saja, dari segi tampilan saja yang berbeda, sebab KRR-150 tetap memakai fairing dan Ninja 150 S dan Ninja 150 L tetap model naked.
EVOLUSI KRR-150
Versi 2004 Ke Atas Lebih Ramah Lingkungan
Awas jangan salah persepsi, sebab KRR-150 di Indonesia, juga sempat mengalami evolusi dalam hal rakitan. KRR-150 tahun 2002 – 2006 adalah versi CBU, tapi yang versi 2002-2004 belum pake HSAS (High Performance Secondary Air System), yakni perangkat injeksi oksigen ke lubang buang knalpot untuk menekan emisi gas buang. Baru setelah tahun itu, blok silinder varian jenis ini dilengkapi dengan HSAS.
Mekanisnya HSAS mengambil beberapa persen bagian kecil kevakuman mesin, berpeluang menurunkan kemampuan kevakuman mesin menghisap gas segar dari karbu. Sehingga yang terjadi trek bawah kurang responsif.
Saat memasuki tahun 2006, KRR-150 mulai dirakit di Indonesia (CKD) tetap menggunakan teknologi HSAS. Sebab, PT. KMI tak lagi mengimport KRR-150 dari Thailand. Hal ini bisa dibandingkan pada striping yang ada di buritan. KRR-150 Versi lama atau CBU masih pakai striping warna gold, sedang yang baru di atas tahun '06 memakai striping warna merah putih.
Blok silinder berbeda
Varian KRR-150 sejak rakitan tahun ‘06 juga menunjukkan perbedaan pada pemakaian blok silinder. KRR-150 yang berstiker gold (CBU) menggunakan blok mesin 1878, sedang KRR-150 yang rakitan di Indonesia menggunakan blok mesin 1855, serta tambahan HSAS.
“Blok silinder versi 1855, clearence piston sudah nggak serapat dengan versi blok silinder 1878. Maka, secara pemakaian, gasingan bawahnya yang lebih galak, dibanding gasingan atasnya,” ujar Hendry.
Blok mesin berkode 1878 silver yang diaplikasi KRR-150 keluaran 2006 ke bawah diklaim istimewa karena clearence piston dengan silinder serta dan clearence big end stang piston lebih rapat. Powernya dipastikan lebih liar, digasingan atas bawah.
Sedang, KRR-150 produk 2004 kebawah, blok silinder ada tiga jenis, 1878 dan 1875 silver serta 1875 gold. Dari pemakaian 4 jenis blok silinder yang berbeda ini, maka hukum alam untuk mengklaim jenis blok silinder terbaik pun secara tak langsung muncul di permukaan.
Untuk blok silinder yang dipakai KRR-150, yang paling bagus dari sisi menunjang proses pembilasan gas segar dengan respon power yang bagus adalah blok silinder jenis 1878 silver.
SOK DEPAN
Secara desain dan kontruksi, sok depan KRR-150 dan Ninja 150S tak ada bedanya. Cuman pada penutup atas, sebagai lubang pengisi oli sok depannya beda. Kalau Ninja 150S, penutup sok atasnya pakai jenis plunger ditahan oleh spy. Sedang KRR-150, penutup sok atasnya pakai baut jadi mesti ngedrat saat bongkar pasangnya.
TANGKI KRR-150 & NINJA 150 TERPAUT 700 CC
Meskipun memiliki desain dan kontur beda, tapi secara kapasitas tangkinya cuman terpaut 700 cc. Kalau tangki KRR-150 11,5 liter, sedang Ninja 150 series cuman 10,8 liter. Selain itu, yang membuat beda adalah letak tutup tangkinya.
Sebab, tutup tangki KRR-150 letaknya ada di tengah, sedang Ninja 150S, tutup tangkinya berada di depan. Cuman secara fitur sama, sebab kedua bibir tangkinya dilengkapi dengan extra port untuk membuang air yang merembes ke tutup tangki atau disaat terlalu penuh saat mengisi BBM.
TEKNOLOGI KEREN NINJA SERIES
Silinder anti colter
Blok silinder Ninja 150 series tak bisa dicolter, baik yang dipakai Ninja 150 S maupun KRR-150. Jadi istilah over size disini tak berlaku, yang ada piston side A dan side B. Hal ini disebabkan, silinder Ninja series mengusung teknologi Super Electrofussion Cylinder Kawasaki Ninja. Dimana permukaan silindernya memiliki pori, sehingga stok bias pelumas silinder jadi optimal.
Pembuatan silinder ini melalui proses elektrofusion, jadi kawat molybdenum dan kawat high carbon steel 1,5mm dimasukkan di silinder kemudian dialiri listrik sebesar 13.000-15.000 volt dan dipijarkan. Maka, leburan logam tersebut akan berubah menjadi partikel dan melebur ke permukaan silinder.
Kemudian membentuk lapisan logam khusus tipis (0,070 mm) biasa disebut Martensite = Kombinasi besi dan karbon yang kuat. Dan proses ini diulang sebanyak 7-14 kali. Maka, jangan heran kalau PT. KMI sampai berani memberikan garansi 3 tahun atau 50.000 km tanpa colter.
Super Kips
Apa sih yang dimaksud dengan Super KIPS (Super Kawasaki Integrated Powervalve System), sampai-sampai tekhnologi alat bantu berupa katup untuk melepas gas buang dianggap sebagai pamungkasnya tekhnologi Ninja series. Hingga akhirnya cikal bakal yang menjadi ciri khas KRR 150 itu, kini diaplikasi di Ninja 150 series.
Bicara mekanisnya, Super KIPS adalah 2 buah extra port di sisi kanan kiri lubang buang dan masing-masing dilengkapi dengan katup. Bukaan katup ini dikontrol oleh driven gear model seperempat lingkaran, berada di atas silinder cop, tapi satu poros dengan katup pada extra port. Driven gear tadi, digerakkan oleh sebuah perangkat dengan proses sentrifugalnya yang terpasang pada gigi primer.
Jadi setiap kali mesin bergasing di rpm tinggi (rpm 6500 ke atas) akan terjadi gaya sentrifugal, maka driven gear tadi akan bergerak dan memutar dua katup pada extra port. Dan kedua katup ini akan menutup saat RPM rendah, dengan begitu kompresi dan torsi saat rpm rendah dapat terjaga lebih baik, mengimbangi perbandingan ringannya gigi rasio.
Catalytic converter = Wajib BBM minim timbal
Sektor daleman knalpot memakai Catalytic Converter jenis two stage catalyst berbahan platinum rhodium, dengan tambahan precatalytic converter. Diklaim mampu membakar ulang secara maksimal gas aktif yang ikut keluar gas buang. Dengan begitu, gas beracun Carbon Monoxide dan Hydro Carbon, optimal ditekan.
Cuman, jenis BBM yang diaplikasi wajib minim timbal. Sebab, jenis BBM yang masih pakai timbal, berpeluang menyumbat pada catalytic converter. Kalaupun pemakaian jenis BBM minim timbal ini sulit dicari dengan alasan geografis, maka ada baiknya memberikan jadwal bersih catalytic converter setiap 6 bulan sekali.
Namun, pada sektor pelepas gas buang ini mengalami perbedaan antara knalpot KRR-150 dan Ninja 150 series. Sebab, leher knalpot milik KRR-150 chambernya lebih tegak, sedang Ninja 150 series, chamber leher knalpotnya lebih menekuk. Sedang ketika ditinjau pada panjang dimensi perutnya, milik KRR-150 lebih pendek dan ramping dibanding milik Ninja 150 series.
EVOLUSI KRR 150 2012 LIMITED EDITION
Evolusi yang paling baru di tahun 2012 pada KRR-150 adalah perubahan desain bodi dan fairingnya. Mulai terjadi perubahan desain, terutama pada tarikan garis bodi, serta pembentukan bidang tridi. Dengan menganut warna putih pada bagian tangki dan fairingnya. Versi ini pihak Kawasaki menyebutnya limited edition.
Varian yang dibandrol Rp. 35 juta selisih 1 juta dari versi KRR-150 sebelumnya yakni Rp. 34 juta ini, kesannya jadi lebih ramping dan kokoh. Sipnya lagi, jok menganut single seater, dengan jok buritan dicover buntut tawon. Sedang untuk kaki dan tapak kaki masih sama dengan varian KRR-150 sebelumnya, termasuk spesifikasi mesinnya.
Terima kasih reviewnya, ijin share di FB Page Andhalus Motor
ReplyDelete