Monday, February 4, 2013

Hindari Mendidik Anak dengan Kekerasan

By Jokam Zevan

 
Hindari Mendidik Anak dengan Kekerasan



ImageOrangtua yang memukul dan menghajar anaknya serta memaki, sudah berada dalam posisi lepas kendali dan putus asa. Orangtua yang lepas kendali dan putus asa akan mendidik anak dengan cara "biadab".       MUudah-mudahan Anda tidak termasuk orang tua yang suka menghajar anaknya dengan keras bahkan kejam, dengan dalih sayang. Karena anak adalah juga manusia yang diciptakan Allah dengan kesempurnaan dan kemampuan yang luar biasa. Banyak orangtua yang mendidik anak dengan cara menghajar anak mereka. Sedikit-sedikit pokoknya hajar. Mereka juga tidak segan-segan memaki dan membentak anak mereka jika melakukan kesalahan atau pelanggaran.       Seorang anak memiliki rasa penasaran yang besar. Saraf-sarafnya ingin berkembang lebih pesat. Mereka melakukan ini dan itu, mencoba banyak hal-hal baru.Mereka meniru / memodel siapa saja yang mereka anggap asyik dan keren untuk ditiru.Seringkali anak-anak melakukan banyak kenakalan karena ingin mencari perhatian entah itu dari orangtuanya, guru maupun dari teman-teman mainnya.       Hal pertama yang sebaiknya diajarkan untuk dipahami seorang anak adalah tentang moralitas spiritual dan konsekuensi. Anak diajarkan untuk bertanggung jawab atas konsekuensi pilihan yang dia ambil. Bantu sang anak belajar menghormati diri, maka ia akan berlaku terhormat dan menghormati orang lain. Dan tentu saja ini dimulai dengan menjadi orang tua yang mampu menghormati diri, keluarga, dan sang anak dengan baik. Selain itu anak harus diajari akan adanya keberadaan Tuhan dengan baik, kemudian memberitahu apa yang menjadi panggilan dan tujuan hidupnya terlahir ke dunia ini.





     Jadi, kapan saat yang tepat untuk memukul anak? Tidak perlu! Buat apa memukul anak jika tidak perlu dipukul. Ketika belum lahir, kedua orang tuanya berpikir anaknya akan membuat mereka bahagia. Namun ketika lahir mereka menemukan kenyataan sebaliknya, sang anak justru amat sangat merepotkan.       Ketika sang anak tumbuh, kerepotan semakin menjadi-jadi, bahkan ada kalanya membuat orang tuanya hilang kendali. Ketika hilang kendali orang tua menghajar anaknya walaupun menyesalinya kemudian. Tetapi anehnya, meskipun menyesalinya, mereka tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan mencari alasan untuk mengeraskan hati, karena sekali menghajar anaknya, kedua orang tua menemukan bahwa menghajar anak adalah cara "tercepat" untuk menangani sang anak. Setelah bertahan berkali-kali, keduanya pun merasa nyaman, bahkan meyakini, bahwa menghajar anak adalah cara "terbaik" untuk mendidik anak.       Orangtua yang memukul dan menghajar anaknya serta memaki, sudah berada dalam posisi lepas kendali dan putus asa. Orangtua yang lepas kendali dan putus asa akan mendidik anak dengan cara "biadab".       Orangtua tidak mampu mengendalikan perilaku anak, karena orangtua tidak paham mengenai anaknya. Orangtua cenderung menganggap anak sebagai "anak" bukan sebagai sahabat, maka itu orangtua seringkali meremehkan anaknya. Yang ada hanya larangan dan perintah. Tidak ada empati, simpati dan pengertian yang coba dikembangkan dan dibudidayakan. Anak-anak yang tidak paham tentang cara orangtua mendidiknya ini kemudian menjadi dendam. Jika beruntung, seiring dengan bertambahnya kedewasaan sang anak, ia akan memaklumi cara orangtua mendidiknya dan memahami bahwa itu rasa sayang orangtua kepada anak.       Cara paling efektif mendidik anak adalah dengan menjadi sahabat baginya. Saat ia merasa aman, maka ia akan bercerita kepada Anda soal kelakuannya. Saat dia merasa terintimidasi dan ketakutan maka ia akan berbohong kepada Anda. Orangtua yang merasa dibohongi kemudian berang dan tambah memarahinya tidak karuan.       Ajari anak cara hidup yang baik dengan cara yang baik pula, yakni cara yang bisa ia terima dengan baik. Caranya adalah dengan merelakan diri untuk memahami sang anak lebih dulu. Saat orangtua sudah memahami anak, maka secara otomatis hal tersebut mengajarkan anak cara untuk bisa memahami orangtuanya dengan baik.       Masa depan anak-anak kita tergantung dari bekal pendidikan dan pembentukan karakter yang kita bina sejak awal. Orangtua yang melepaskan kesempatan untuk mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar telah melepaskan anugerah terindah Tuhan.       Jadi, didiklah anak dengan kasih sayang. Karena kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Orang tua yang selalu mendidik anak-anaknya dengan rasa cinta dan kasih sayang akan membuat suasana belajar dalam rumah tangga menjadi sangat menyenangkan bagi anak. Anak tidak pernah bosan untuk meyerap setiap pelajaran yang diberikan. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk menawan hati anak dan memenangkan kepercayaannya selain dari mengembangkan rasa cinta dan kasih sayang oleh orang tuanya.       Dengan cinta dan kasih sayang suasana rumah akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk anak dan seluruh penghuninya. Sehingga rumah menjadi tempat tinggal dan berkumpulnya seluruh kegembiraan, kedamaian dan kesopanan. Rumah yang dipenuhi dengan sinar cinta dan kasih sayang akan menjadi tempat kejujuran dan segala kebaikan dan kebahagiaan tinggal.       Anak akan belajar mengasihi ketika di rumah kedua orangtuanya hidup dalam suasana penuh cinta kasih sayang. Dengan pelajaran cinta kasih yang diterimanya di rumah anak akan menjadi anak yang lembut dan penurut. Bila anak dibesarkan dalam suasana rumah yang penuh dengan kebencian dan kedengkian akan melahirkan karakter yang gampang tersinggung dan cepat marah, hidupnya akan selalu dipenuhi oleh rasa dendam yang pada akhirnya akan merugikan anak itu sendiri di masa dewasanya.       Orang tua yang bijaksana tidak harus memperlihatkan kesusahan hidup yang dihadapinya pada anaknya. Karena kesulitan itu merupakan beban yang mungkin terlalu berat untuk anak. Dengan memperlihatkan kesusahan hidup kepada anak tidak akan mengurangi beban kesulitan itu sendiri, tapi malah membawa akibat yang buruk di kemudian hari pada anak. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak memilki kepercayaan diri yang cukup dalam menghadapi kehidupannya sendiri dimasa dewasanya.      Memberikan pengertian dengan bahasa cinta yang jelas dan beradab akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang lembut dan penuh tanggungjawab. Anak akan mudah memahami lingkungannya dan enak diajak berkomunikasi, sehinga pada akhirnya setelah dia dewasa kelak dia akan tumbuh menjadi manusia yang keberadaanya diakui sebagai pemberi dan penebar kasih sayang yang jadi panutan bagi sesamanya.       Cara terbaik mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada anak, disamping selalu memenuhi rumah dengan aura cinta dan kasih sayang yang nyaman, adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk melihat rasa cinta dan kasih sayang yang manis yang diberikan orang tua mereka terhadap nenek dan kakek mereka. Dengan cara itu anak akan terbimbing jiwanya untuk mengikuti rasa cinta dan manisnya kasih sayang yang diberikan dan diperlihatkan orang tuanya terhadap ibu bapak mereka. Anak akan terbimbing hatinya untuk memahami bahwa "Sesungguhnya ridha Allah itu terletak pada keridhaan orang tua." 

mencuri adalah pekerjaan pengecut! © http://jokamzevan.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Translate

 
Support : Zevan Jokam | Next Generation | Aliyandie
Copyright © 2011. persinas asad - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Ahmad Royan
Proudly powered by Blogger